Ardian Anggraini | 1A113706
IBD | 4KA37
KONSEP IBD DALAM KESUSASTRAAN
Secara sederhana Ilmu Budaya Dasar
adalah pengetahuan yang diharapkan dapat memberikan pengetahuan dasar dan
pengertian umum tentang konsep-konsep yang dikembangkan untuk mengkaji masalah-masalah
manusia dan kebudayaan. Ada istilah Humanities yang berasal dari bahasa latin
yaitu, manusiawi, berbudaya, dan halus. Hal ini tentunya sangat baik jika kita
pelajari, karena kita akan mendapatkan ciri dari manusia yang baik dalam
bermasyarakat. Istilah Humanities berkaitan dengan cabang-cabang ilmu lainnya
seperti filsafat, teknologi, seni, dan cabang-cabangnya termasuk satra,
sejarah, cerita rakyat, dsb. Dari semua itu intinya adalah mempelajari masalah
manusia dan kebudayaan.
Untuk mengetahui bahwa Ilmu Budaya
Dasar termasuk kelompok pengetahuan budaya, lebih dahulu perlu diketahui
pengelompokan ilmu pengetahuan. Prof.Dr.Harsya Bachtiar mengemukakan bahwa ilmu
dan pengetahuan dikelompokkan dalam tiga kelompok besar, yaitu :
1. Ilmu-ilmu Alamiah ( natural
science )
Ilmu ilmu alamiah bertujuan
mengetahui keteraturan-keteraturan yang terdapat dalam alam semesta. Untuk
mengkaji hal itu digunakan metode ilmiah. Caranya ialah dengan menentukan hukum
yang berlaku mengenai keteraturan-keteraturan itu, lalu dibuat analisis untuk
menentukan suatu kualitas. Hasil analisis itu kemudian digeneralisasikan. Atas
dasar ini lalu dibuat prediksi . Hasil penelitiannya 100 % benar dan 100 %
salah. Yang termasuk kelompok ilmu-ilmu alamiah antara lain ialah astronomi,
fisika, kimia, biologi, kedokteran, mekanika.
2. Ilmu-ilmu Sosial ( social science
)
Ilmu-ilmu sosial bertujuan untuk
mengkaji keteraturan-keteraturan yang terdapat dalam hubungan antar manusia.
Untuk mengkaji hal itu digunakan metode ilmiah sebagai pinjaman dari ilmu-ilmu
alamiah. Tetapi hash penelitiannya tidak mungkin 100 % benar, hanya mendekati
kebenaran. Sebabnya ialah keteraturan dalam hubungan antar manusia itu tidak
dapat berubah dari saat ke saat. Yang termasuk kelompok ilmu-ilmu sosial antara
lain ilmu ekonomi, sosiologi, politik, demografi, psikologi, antropologi
sosial, sosiologi hukum, dsb.
3. Pengetahuan budaya ( the
humanities )
Pengetahuan budaya bertujuan untuk
memahami dan mencari arti kenyataan-kenyataan yang bersifat manusiawi. Untuk
mengkaji hal itu digunakan metode pengungkapan peristiwa-peristiwa dan
pemyataan-pemyataan yang bersifat unik, kemudian diberi arti.
Peristiwa-peristiwa dan pemyatan-pemyataan itu pada umumnya terdapat dalam
tulisan-tulisan., Metode ini tidak ada sangkut pautnya dengan metode ilmiah,
hanya mungkin ada pengaruh dari metode ilmiah.
Pengetahuan budaya ( The Humanities
) dibatasi sebagai pengetahuan yang mencakup kcahlian (disiplin) scni dan
filsafat. Keahlian inipun dapat dibagi-bagi lagi ke dalam berbagai bidang
kcahlian lain, seperti seni tari, seni rupa, seni musik, dll. Sedang Ilmu
Budaya Dasat ( Basic Humanities ) adalah usaha yang diharapkan dapat memberikan
pengetahuan dasar dan pengertian umum tentang konsep-konsep yang dikembangkan
untuk mengkaji masalah-masalah manusia dan kebudayaan. Dengan perkataan lain
Ilmu Budaya dasar menggunakan pengertian-pengertian yang berasal dari berbagai
bidang pengetahuan budaya untuk mengembangkan wawasan pemikiran dan kepekaan
dalam mengkaji masalah-masalah manusia dan kebudayaan.
Ilmu budaya dasar berbeda dengan
pengetahuan budaya. Ilmu budaya dasar dalam bahasa Inggris disebut dengan Basic
Humanities. Pengetahuan budaya dalam bahasa inggris disebut dengan istilah the
humanities. pengetahuan budaya mengkaji masalah nilai-nilai manusia sebagai
mahluk betbudaya ( homo humanus ), sedangkan Ilmu budaya dasar bukan ilmu
tentang budaya, melainkan mengenai pengetahuan dasar dan pengertian umum
tentang konsep-konsep yang dikembangkan untuk mengkaji masalah-masalah manusia
dan budaya.
Pendekatan kesusastraan
Sastra (Sanskerta: shastra)
merupakan kata serapan dari bahasa Sanskerta ‘Sastra’, yang berarti “teks yang
mengandung instruksi” atau “pedoman”, dari kata dasar ‘Sas’ yang berarti
“instruksi” atau “ajaran” dan ‘Tra’ yang berarti “alat” atau “sarana”. Dalam
bahasa Indonesia kata ini biasa digunakan untuk merujuk kepada “kesusastraan”
atau sebuah jenis tulisan yang memiliki arti atau keindahan tertentu.
Hampir disetiap jaman, sastra mempunyai
peranan yang lebih penting. Alasan pertama, karena sastra mempergunakan bahasa.
Sementara itu, bahasa mempunyai kemampuan untuk menampung hampir semua
pernyataan kegiatan manusia. Dalam usahanya untuk memahami dirinya sendiri,
yang kemudian melahirkan filsafat, manusia mempergunakan bahasa. Dalam usahanya
untuk memahami alam semesta, yang kemudian melahirkan ilmu pengetahuan, manusia
mempergunakan bahasa. Dalam usahanya untuk mengatur hubungan antara sesamanya
yang kemudian melahirkan ilmu-ilmu sosial, manusia mempergunakan bahasa. Dengan
demikian, manusia dan bahasa pada haketnya adalah satu. Kenyataan inilah
mempermudah sastra untuk berkomunikasi.
Sastra juga digunakan untuk lebih mudah
berkomunikasi, karena pada hakekatnya karya sastra adalah penjabaran abstraksi.
Sementara itu filsafat, yang juga mempergunakan bahasa, adalah abstraksi. Cinta
kasih, kebahagian, kebebasan, dan lainnya yang digarap oleh filsafat adalah
abstrak. Sifat abstrak inilah yang menyebabkan filsafat kurang berkomunikasi.
IBD adalah salah satu mata kuliah
yang diberikan dalam satu semester, sebagai bagian dart MKDU. IBD tidak
dimaksudkan untuk mendidik ahti-ahli dalam salah satu bidang keahlian yang
tennasuk didalam pengetahuan budaya ( The Humanities ), Akan tetapi IBD
semata-mata sebagai salah satu usaha mengembangkan kepribadian mahasiswa dengan
cara memperluas wawasan pemikiran serta kemampuan kritikalnya terhadap
nilai-nilai budaya.
Pada waktu menggunakan karya sastra,
misalnya. Mahasiswa tidak perlu mengetahui sejarah sastra, teori sastra, kritik
sastra, dan sebaginya. Memang seperti cabang-cabang the humanities lainnya,
dalam Ilmu Budaya Dasar sastra tidak diajatkan sebagai salah satu disiplin
ilmu. Sastra disini digunakan sebagai alat untuk membahas masalah-masalah
kemanusiaan yang dapat membantu mahasiswa untuk menjadi lebih humanus. Demikian
juga filsafat, musik, seni rupa, dan sebagainya.
Ilmu Budaya Dasar yang Dihubungkan
dengan Prosa
Prosa adalah suatu jenis tulisan
yang dibedakan dengan puisi karena variasi ritme (rhythm) yang dimilikinya
lebih besar, serta bahasanya yang lebih sesuai dengan arti leksikalnya. Kata
prosa berasal dari bahasa Latin "prosa" yang artinya "terus
terang". Jenis tulisan prosa biasanya digunakan untuk mendeskripsikan
suatu fakta atau ide. Karenanya, prosa dapat digunakan untuk surat kabar,
majalah, novel, ensiklopedia, surat, serta berbagai jenis media lainnya.Prosa
juga dibagi dalam dua bagian,yaitu prosa lama dan prosa baru, prosa lama adalah
prosa bahasa indonesia yang belum terpengaruhi budaya barat dan prosa baru
ialah prosa yang dikarang bebas tanpa aturan apa pun.
Prosa lama meliputi :
1. Hikayat
Hikayat, berasal dari India dan
Arab, berisikan cerita kehidupan para dewi, peri, pangeran, putri kerajaan,
serta raja-raja yang memiliki kekuatan gaib. Kesaktian dan kekuatan luar biasa
yang dimiliki seseorang, yang diceritakan dalam hikayat kadang tidak masuk
akal. Namun dalam hikayat banyak mengambil tokoh-tokoh dalam sejarah. Contoh :
Hikayat Hang Tuah, Kabayan, si Pitung, Hikayat si Miskin, Hikayat Indra
Bangsawan, Hikayat Panji Semirang, Hikayat Raja Budiman.
2. Sejarah
Sejarah (tambo), adalah salah satu
bentuk prosa lama yang isi ceritanya diambil dari suatu peristiwa sejarah.
Cerita yang diungkapkan dalam sejarah bisa dibuktikan dengan fakta. Selain
berisikan peristiwa sejarah, juga berisikan silsilah raja-raja. Sejarah yang
berisikan silsilah raja ini ditulis oleh para sastrawan masyarakat lama. Contoh
: Sejarah Melayu karya datuk Bendahara Paduka Raja alias Tun Sri Lanang yang
ditulis tahun 1612.
3. Kisah
Kisah, adalah cerita tentang cerita
perjalanan atau pelayaran seseorang dari suatu tempat ke tempat lain. Contoh :
Kisah Perjalanan Abdullah ke Negeri Kelantan, Kisah Abdullah ke Jedah.
4. Dongeng
Dongeng, adalah suatu cerita yang
bersifat khayal. Dongeng sendiri banyak ragamnya, yaitu sebagai berikut :
Fabel, adalah cerita lama yang
menokohkan binatang sebagai lambang pengajaran moral (biasa pula disebut
sebagai cerita binatang). Contoh : Kancil dengan Buaya, Kancil dengan Harimau,
Hikayat Pelanduk Jenaka, Kancil dengan Lembu, Burung Gagak dan Serigala, Burung
bangau dengan Ketam, Siput dan Burung Centawi, dan lain-lain.
Mite (mitos), adalah cerita-cerita
yang berhubungan dengan kepercayaan terhadap sesuatu benda atau hal yang
dipercayai mempunyai kekuatan gaib. Contoh : Nyai Roro Kidul, Ki Ageng Selo,
Dongeng tentang Gerhana, Dongeng tentang Terjadinya Padi, Harimau Jadi-Jadian,
Puntianak, Kelambai, dan lain-lain.
Legenda, adalah cerita lama yang
mengisahkan tentang riwayat terjadinya suatu tempat atau wilayah. Contoh :
Legenda Banyuwangi, Tangkuban Perahu, dan lain-lain.
Sage, adalah cerita lama yang
berhubungan dengan sejarah, yang menceritakan keberanian, kepahlawanan,
kesaktian dan keajaiban seseorang. Contoh : Calon Arang, Ciung Wanara,
Airlangga, Panji, Smaradahana, dan lain-lain.
Parabel, adalah cerita rekaan yang
menggambarkan sikap moral atau keagamaan dengan menggunakan ibarat atau
perbandingan. Contoh : Kisah Para Nabi, Hikayat Bayan Budiman, Bhagawagita, dan
lain-lain.
Dongeng jenaka, adalah cerita
tentang tingkah laku orang bodoh, malas atau cerdik dan masing-masing
dilukiskan secara humor.
Contoh : Pak Pandir, Lebai Malang,
Pak Belalang, Abu Nawas, dan lain-lain.
TUJUAN ILMU BUDAYA DASAR
Penyajian mata kuliah Ilmu Budaya
Dasar tidak lain merupakan usaha yang diharapkan dapat memberikan pengetahuan
dasar dan pengertian umum tentang konsep-konsep yang dikembangkan untuk
mengkaji masalah-masalah manusia dan kebudayaan. Dengan demikian jelaslah bahwa
mata kuliah Ilmu Budaya Dasar tidak dimaksudkan untuk mendidik ahli-ahli dalam
salah satu bidang keahlian yang termasuk didalam pengetahuan budaya (the
humanities). akan tetapi ilmu budaya dasar semata-mata sebagai salah satu usaha
mengembangkan kepribadian mahasiswa dengan cam memperluas wawasan pemikiran
serta kemarnpuan kritikalnya terhadap nilai-nilai budaya, baik yang menyangkut
orang lain dan alam sekitarnya, maupun yang menyangkut dirinya sendiri.
Untuk bisa menjangkau tujuan
tersebut Ilmu Budaya Dasar diharapkan dapat :
1. Mengusahakan penajaman kepekaan
mahasiswa terhadap lingkungan budaya, sehingga mereka lebih mudah menyesuaikan
diri dengan lingkungan yang bane, terutama untuk kepentingan profesi mereka
2. Memberi kesempatan pada mahasiswa
untuk memperluas pandangan mereka tentang masalah kemánusiaan dan budaya serta
mengembangkan daya kritis mereka terhadap persoalan-persoalan yang menyangkut
kedua hal tersebut.
3. Mengusahakan agar mahasiswa,
sebagai calon pemimpin bangsa dan negara serta ahli dalam bidang disiplin
masing-masing, tidak jatuh ke dalam sifat-sifat kedaerahan dan pengkotakan
disiplin yang ketat. Usaha ini terjadi karena ruang lingkup pendidikan kita
amat sempit dan condong membuat manusia spesialis yang berpandangan kurang
luas. kedaerahan dan pengkotakan disiplin ilmu yang ketat.
4. Mengusahakan wahana komunikasi
para akademisi agar mereka lebih mampu berdialog satu sama lain. Dengan memilki
satu bekal yang sama, pars akademisi diharapkan akan lebih lancar dalam
berkomunikasi.
RUANG LINGKUP ILMU BUDAYA DASAR
Bertitik tolak dari kerangka tujuan
yang telah ditentukan diatas, dua masalah pokok bisa dipakai sebagi bahan
pertimbangan untuk menentukan niang lingkup kajian mata kuliah Ihnu Budaya
Dasar. Kedua masalah pokok itu ialah :
1. Berbagai aspek kehidupan yang
seluruhnya merupakan ungkapan masalah kemanusiaan dan budaya yang dapat
didekati dengan menggunakan pengetahuan budaya ( The Humanities ), baik dari
segi masing-masing keahlian ( disiplin ) didalam pengetahuan budaya, maupun
secara gabungan (antar bidang) berbagai disiplin dalam pengetahuan budaya.
2. Hakekat manusia yang satu atau
universal, akan tetapi yang beraneka ragam perwujudannya dalam kebudayaan
masing-masing jaman dan tempat. Dalam melihat dan menghadapi lingkungan alam,
sosial dan budaya, manusia tidak hanya mewujudkan kesamaan-kesamaan, akan
tetapi juga ketidak seragaman yang diungkapkan secara tidak seragam,
sebagaimana yang terlihat ekspresinya dalam berbagai bentuk dan coral:
ungkapan, pikiran, dan perasaan, tingkah laku, dan hasil kelakuan mereka.
Menilik kedua masalah pokok yang
bisa dikaji dalam mata kuliah Ilmu Budaya. Dasar tersebut di atas, nampak
dengan jelas bahwa manusia menempati posisi sentral dalam pengkajian. Manusia
tidak sebagi subyek akan tetapi sebagai obyek pengkajian . Bagaimana hubungan
manusia dengan alam, dengan sesama manusia, dirinya sendiri, nilai-nilai
manusia dan bagaimana pula hubungan manusia dengan Tuhan menjadi tema sentral
dalam Bmu Budaya Dasar.
Pokok bahasan yang akan dikembangkan
adalah :
- Manusia dan cinta kasih
- Manusia dan keindahan
- Manusia dan penderitaan
- Manusia dan keadilan
- Manusia dan pandangan hidup
- Manusia dan tanggung jawab serta
pengabdian
- Manusia dan kegelisahan
- Manusia dan harapan.
Kedelapan pokok bahasan itu tennasuk
dalam karya-karya yang terccakup dalam pengetahuan budaya. Perwujudan mengenai
cinta, misalnya, terdapat dalam karya sastra, tarian, musik, filsafat, lukisan,
patung dan sebagainya. Masing-masing pokok bahasan dapat didekati dengan baik
menggunakan cabang-cabang pengetahuan budaya secara sendiri-sendiri maupun
secara gabungan cabang-cabang tersebut.Pokok bahasan manusia dan cinta kasih
misalnya, dapat didekati dengan menggunakan karya seni sastra, atau filsafat
atau seni tan dan sebaginya. Disamping itu pokok bahasan manusia dan cinta
kasih juga dapat didekati dengan menggunakan gabungan karya seni sastra, karya
seni tan, atau filsafat dan sebagainya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar