Ardian Anggraini | 1A113706
IBD | 4KA37
Manusia dan Kebudayaan
Kebudsyaan Masyrakat Jawa
Suku bangsa Jawa
Suku bangsa Jawa adalah suku bangasa Indonesia yang paling banyak jumlahnya, menempati seluruh daerah jawa tengah, jawa timur dan sebagian jawa barat mereka menggunakan bahasa jawa secara keseluruhan, hanya saja terdapat perbedaan dialek di daerah tertentu. Suku bangsa jawa termasuk suku bangsa yang telah maju kebudayaannya, karena sejak zaman dahulu mereka telah banyak mendapat pengaruh dari berbagai kebudayaan, seperti : kedubayanan Hindu, Budha, Islam dan Eropa. Setelah mengetahui suku bangsa di Indonesia maka sekarang penyusun akan membahas tentang salah satu suku di Indonsia yaitu Suku jawa.
Suku bangsa Jawa adalah suku bangasa Indonesia yang paling banyak jumlahnya, menempati seluruh daerah jawa tengah, jawa timur dan sebagian jawa barat mereka menggunakan bahasa jawa secara keseluruhan, hanya saja terdapat perbedaan dialek di daerah tertentu. Suku bangsa jawa termasuk suku bangsa yang telah maju kebudayaannya, karena sejak zaman dahulu mereka telah banyak mendapat pengaruh dari berbagai kebudayaan, seperti : kedubayanan Hindu, Budha, Islam dan Eropa. Setelah mengetahui suku bangsa di Indonesia maka sekarang penyusun akan membahas tentang salah satu suku di Indonsia yaitu Suku jawa.
SISTEM KEPERCAYAAN ATAU RELIGI
Agama yang dianut oleh
sebagian besar suku jawa adalah Agama Islam, Kristen, Katolik, Hindu, dan
budha.
Pemeluk Agama Islam dibedakan
menjadi dua golongan, yaitu:
1.Golongan Islam Santri, yaitu
golongan yang menjalankan ibadah sesuai dengan ajaran Islam dengan
syariat-syariatnya.
2.Golongan Islam Kejawen, yaitu
golongan yang percaya pada ajaran Islam, tetapi tidak patuh menjalankan syariat
Islam dan masih percaya kepada kekuatan lain.
Selain itu, orang Jawa masih percaya
pada hal yang gaib atau kekuatan lain:
1.Percaya pada makhluk-makhluk halus
seperti memedi, genderuwo, tuyul, setan, dan lain-lain.
2.Percaya pada hari baik atau naas.
3.Percaya pada hari kelahiran atau
weton.
4.Percaya pada benda-benda pusaka,
jimat, dan sejenisnya.
Sehubungan dengan berbagai
kepercayaan, maka dilaksanakan upacara-upacara selametan sebagai berikut:
ØUpacara selametan yang berhubungan dengan lingkaran hidup manusia, seperti mitoni, kematian, dan lainnya.
Ø Upacara selametan yang
berhubungan dengan kehidupan desa, seperti bersih desa, penggarapan pertanian,
dan lainnya.
Ø Upacara selametan yang
berhubungan dengan pernikahan, seperti selamatan sepasaran setelah pernikahan.
Ø Upacara selametan yang
berhubungan dengan peringatan hari-hari atau bulan-bulan besar Islam, seperti
sekatenan atau grebeg maulud, sura, dan sebagainya.
Ø Upacara selametan yang
berhubungan dengan kejadian-kejadian tertentu, seperti melakukan perjalanan
jauh, mulai membuat rumah, dan sebagainya.
Ø Upacara selametan yang
berhubungan dengan orang meninggal dunia, seperti selametan surtanah atau (geblak),
nelung dina, dan lainnya.
SISTEM KEKERABATAN
Masyarakat Jawa
menganut sistem kekerabatan bilateral atau parental, yaitu sistem kekerabatan
yang menarik garis keturunan dari bapak/ibu.
Istilah- istilah yang digunakan
dalam sistem kekerabatan Jawa sebagai berikut:
1.Pakde dan Bude (uwa), yaitu semua
kakak dari bapak dan ibu, baik laki-laki maupun perempunan beserta suami dan
istrinya.
2.Paklik (Paman) dan Bulik (bibi),
yaitu semua adik dari ayah dan ibu,baik laki-laki maupun perempuan beserta
suami dan istrinya.
3.Nak Ndulur (Sepupu), yaitu anak
dari pakde-bude dan paklik-bulik.
4.Misan, yaitu anak dari saudara
sepupu.
Pada masyarakat Jawa, perkawinan
dianggap ideal apabila diukur dari segi keyakinan dan kesamaan adat yang
menunjukan adanya pemilihan jodoh ideal.
Ukuran ideal bagi pria adalah perhitungan
bibit, bebet, dan bobot. Sedangkan bagi wanita, perhitungannya didasarkan pada
mugen, tegen, dan rigen.
Pernikahan yang dilarang, yaitu
menikah dengan:
1.Saudara kandung.
2.Pancer lanang (anak dari dua
saudara kandung laki-laki).
3.Pihak laki-laki lebih muda abunya
dari pihak perempuan.
SISTEM POLITIK DAN KEMASYARAKATAN
1.Dahulu, pada suku Jawa terdapat
stratifikasi sosial yang dikenal dengan golongan bendoro, priyayi, dan wong
cilik.
2.Stratifikasi sosial berdasarkan
kepemilikan tanah, yaitu wong baku, kuli gondok (lindung), dan sinoman.
3.Dalam bidang pemerintah, pamong
desa memilih seorang kepala desa (lurah) dengan semua pembantunya, seperti
carik, juga tirta (ulu-ulu), dan juga baya. Tugas utama mereka adalah untuk
meningkatkan kesejahteraan desa.
SISTEM EKONOMI
Sistem perekonomian masyarakat Jawa
mencakup
1) Pertanian
Yang dimaksud pertanian disini
terdiri atas pesawahan dan perladangan (tegalan), tanaman utama adalah padi.
Tanaman lainnya jagung, ubi jalar, kacang tanah, kacang hijau dan sayur mayor,
yang umumnya ditanam di tegalan. Sawah juga ditanami tanaman perdagangan,
seperti tembakau, tebu dan rosella.
2) Perikanan
Adapun usaha yang dilakukan cukup
banyak baik perikanan darat dan perikanan laut. Perikanan laut diusahakan di
pantai utara laut jawa. Peralatannya berupa kail, perahu, jala dan jarring
3) Peternakan
Binatang ternak berupa kerbau, sapi,
kambing, ayam dan itik dan lain-lain.
4) Kerajinan
Kerajinan sangat maju terutama
menghasilkan batik, ukir-ukiran, peralatan rumah tangga, dan peralatan
pertanian.
Adapun mata pencaharian dalam suku
Jawa atau masyaraakat Jawa biasanya bermata pencaharian bertani, baik bertani
di sawah maupun tegalan, juga Beternak pada umumnya bersipat sambilan, selain
itu juga masyarakat Jawa bermata pencaharian Nelayan yang biasanya dilakukan
masyarakat pantai.
SISTEM KESENIAN
Sistem kesenian Jawa meliputi:
SISTEM KESENIAN
Sistem kesenian Jawa meliputi:
• Bentuk rumah adat,
misalnya rumah joglo, rumah l imasan, dan lain-lain.
• Seni tari, misal Tari
Serimpi, Tari Gambyong, Tari Merak, dan lainnya.
• Seni tembang, seperti
Sewu Ora Jamu, Ngidung, dan sebagainya.
• Pakaian Adat Jawa dapat
berupa beskap, kebaya, batik, dan lain-lain.
Etika seksual jawa
Mengenai
etika seksual di jawa tidak ada superior ataupun interior,semua pria dan wanita
sama saja. Hanya tanggung jawabnya saja yang berbeda.dalam bidang seksual,
masyarakat jawa condong untuk bersikap tegas. pada setiap perayaan-perayaan di
desa, pria dan wanita duduk secara terpisah.
Para orang tua melarang keras jika
putrinya berjalan dengan seorang pria. Mereka berpendapat bahwa anak muda tidak
dapat menahan emosinya, Sehingga mereka takut terjadi sesuatu kepada putrinya.
Kesimpulan: Pada dasarnya di
Indonesia merupakan bangsa yang paling banyak suku-nya diantara bangsa-bangsa
yang lain dan diantara suku-suku itu yang paling banyak jumlah penduduknya
yaitu suku bangsa Jawa sendiri yang menempati seluruh daerah Jawa Tengah, Jawa
Timur, dan juga Jawa Barat. Adapun sistem kekerabatan yang dianut oleh
masyarakat Jawa lebih didasarkan pada prinsip keturunan bilateral atau
parental, sedangkan sistem klasifikasi dilakukan menurut angkatan-angkataya.
Dalam system religi / kepercayaan suku Jawa mayoritas Agama Islam merupakan
agama yang dianut oleh sebagian besar masyarakat suku Bangsa jawa. Walaupun ada
sebagian lagi yang menganut bukan Islam yaitu Nasrani, Hindu, Budha dan aliran
kejawen. Disini yang dimasud Islam yang dianut-Nya Islam Santri dan Islam
Kejawen.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar